20 February 2014 |
Misi Perguruan Tinggi Kita |
KOMPAS, SELASA, 18 FEBRUARI 2014
e-mail: opini@kompas.com dan opini@kompas.co.id
Misi Perguruan Tinggi Kita
Oleh DAOED JOESOEF
Rekomendasi
Forum Rektor Indonesia agar perguruan tinggi ditempatkan dalam
yurisdiksi Kementerian Riset dan Teknologi sungguh mengejutkan.
Mengejutkan
karena ide ini datang dari forum rektor, pimpinan universitas dan
institut, bukan dari forum dosen yang adalah pengajar di situ. Namun,
hal ini melegakan karena akhirnya ketahuan mengapa pendidikan tinggi di
perguruan tinggi (PT) kacau selama ini. Ternyata PT dikelola menurut
kesalahpahaman tentang misi pendidikan keilmuan dari PT.
Ada
anggota Komisi X DPR yang sangat antusias, menganggap ide Forum Rektor
Indonesia (FRI) itu begitu tepat, suatu terobosan, karena membuat hasil
riset PT jadi sesuai kebutuhan masyarakat.
PT
memang menangani riset, tetapi tujuan esensialnya bukanlah menghasilkan
sesuatu yang "siap pakai" di bidang kehidupan apa pun, melainkan
membuat manusia berspirit ilmiah karena spirit inilah yang menggerakkan
manusia untuk terus berusaha menyempurnakan pengorganisasian pengetahuan
kita begitu rupa hingga menguasai semakin banyak potensi tersembunyi
dalam alam dan pergaulan (interaksi) human. Tanpa spirit begini orang
tidak akan menjadi periset, sementara riset diperlukan demi perbaikan
serta kemajuan hidup dan kehidupan.
Namun,
riset bukanlah sembarang kerja karena ia bersyarat keilmuan serta
latihan terbimbing dan terarah. Dengan kata lain, pendidikan berperan
menentukan dalam menyiapkan periset, yang kelak setelah lulus, siap
menjadi staf periset profesional di lembaga-lembaga riset, seperti BPPT,
LIPI, Kementerian Ristek, atau lembaga-lembaga swasta di komunitas
bisnis. Di lembaga-lembaga riset khusus itulah para periset alumni PT
seharusnya bisa menghasilkan aneka invensi dan penemuan, sesuai dengan
tugas lembaga riset yang mempekerjakan mereka.
Tugas perguruan tinggi
Tridharma PT di negeri kita cukup correct,
sudah betul untuk tahap akademis Indonesia dewasa ini yang masih perlu
dilingkatkan. Tugas PT pertama dan terutama adalah mendidik, baru riset,
lalu pengabdian masyarakat. Dalam mendidik termasuk pendidikan tentang
seluk-beluk riset. Kalau dalam proses pendidikan riset ini PT sampai
menghasilkan biji jagung sebesar jempol kaki atau obat manjur serba
guna, tentu terpuji. Namun, pujian ini tidak karena hasil yang
menakjubkan tetapi berhubung sudah berprestasi ''melahirkan" periset
andalan sementara masih dalam proses pendidikan. Prestasi ini sudah
dianggap tergolong pengabdian masyarakat yang ideal.
Sejarah
keilmuan, di luar sejarah kerja lembaga riset khusus, memang mencatat
bahwa ilmu pengetahuan (IP) sarat invensi yang berguna. Teori-teori
ilmiah kadang kala disusun oleh orang-orang yang imajinasinya diarahkan
ke kegunaan yang sedang didambakan oleh zamannya. Newton, misalnya,
wajar mengarahkan nalarnya ke astronomi karena hal ini adalah subyek
pembicaraan harian zamannya. Ketika itu, "menemukan jalan di laut"
merupakan masalah masyarakat di mana dia dilahirkan. Faraday
menghabiskan waktu hidupnya untuk mengaitkan elektrisitas dengan
magnetisme karena ini yang diributkan oleh zamannya. Ketika itu
masyarakat, seperti kita sekarang, sedang mencari sumber-sumber energi
baru.
Maka,
para rektor sebaiknya memusatkan perhatian pada usaha mengembangkan PT
yang dipimpinnya menjadi pusat pendidikan keilmuan par excellence demi
kemajuan IP yang sesuai dengan kemajuan peradaban human dan demi
perkembangan spirit ilmiah yang diperlukan untuk itu. Justru mengenai
pelaksanaan misinya yang sejati ini, PT kita masih jauh panggang dari
api. Hal ini terjadi karena para sivitas akademika mengabaikan begitu
saja natur dari IP.
IP
bukanlah lanjutan otomatis dari pengetahuan di level pendidikan
menengah sebelumnya. Ia adalah hasil dari suatu cara khas pembelajaran
dan cara ini tidak muncul begitu saja bagai sebuah nova soliter yang
muncul di langit hanya untuk segera lenyap atas kehendaknya sendiri.
Sebaliknya, ia menjelma dalam konteks komunikasi antara mereka yang
menulis dan mereka yang membaca, antara mereka yang memakai idiom
keterpelajaran untuk mencatat observasinya dan mereka yang menganggap
catatan itu menarik.
Spesies
pembelajaran yang kini disebut "ilmu pengetahuan" merupakan contoh yang
paling tepat dari proposisi tadi sebab kerja dan karya dari ilmuwan
kontemporer mengisyaratkan keberadaan suatu keseluruhan kompleks dari
ide, instrumen, lembaga, publikasi pemikiran dan riset, mempedulikan
karya orang lain, diskusi interaktif. Apabila semua hal tersebut tidak
ada, yang kita namakan "kegiatan ilmiah” hanya berupa suatu fatamorgana
karena nyaris tak terlaksana. Yang ada hanya sejumlah penyandang gelar
kesarjanaan tanpa spirit ilmiah, tidak menghayati tradisi akademis,
tidak kreatif, karya jiplakan, tesis plagiat.
llmu pengetahuan sebagal gejala sosial
Perlu
kesadaran PT untuk memperlakukan IP yang menjadi urusan sejatinya
sebagai suatu "gejala sosial", paling sedikit di lingkungannya sendiri.
Ia dituntut berbuat demikian bukan karena anggapan menanggapi capaian
intelektual khas adalah produk dari suatu masyarakat khas, melainkan
karena cara pembelajaran khas yang membuat pengetahuan sebagai
komunikasi, merupakan medium sosial di mana IP dipolakan, melalui mana
ia dikembangkan dan dengan mana ia ditransmisikan di kalangan
orang-orang yang sama-sama terlibat dalam penyelidikan yang serius.
Maka, pengetahuan khas dan cara pembelajaran khas ini, yaitu IP,
dinobatkan oleh zaman modern sebagai "the most dominant contemporary form of communicable knowledge".
Sejarah
IP menampilkan lapisan-lapisan fakta dan kejadian. Inti dari lapisan
ini adalah pembentukan teori ilmiah berupa tabel-tabel kronologis dan
catatan tentang invensi serta penemuan. Inti ini langsung dilapisi oleh
suatu dunia pemikiran yang melahirkan teori-teori tadi. Lalu, ada
lapisan ketiga berupa lingkungan profesional di mana ilmuwan berkarya,
yaitu kelompok riset tempat dia bergabung, asosiasi akademis di mana dia
tergolong, PT di mana dia mendidik, turut membuat orang "to be more". Lapisan ini adalah infrastruktur akademis. Akhirnya ada lapisan terluar, yaitu masyarakat luas.
Kita
anggap remeh lapisan-lapisan perkembangan IP dan ilmuwan tersebut dalam
upaya membangun sistem pembelajaran IP selama ini. Kita anggap ada
hubungan langsung antara perkembangan teori dengan masyarakat luas dan
mengabaikan unsur-unsur antaranya. Dengan begitu kita tidak menyadari
bahwa perkembangan IP tidak dapat diwujudkan kecuali ada usaha
partikular yang relevan untuk "menghidupkan" unsur-unsur antara tadi,
lebih-lebih infrastruktur akademis. Keseluruhan unsur itu adalah
"komunitas ilmiah" yang eksistensinya merupakan basis sosial
determinatif, baik bagi penggeloraan spirit ilmiah di kalangan sivitas
akademika kampus maupun bagi pemahaman yang benar dari masyarakat
pengguna IP tentang makna/misi sejati kampus.
Belum komunitas ilmiah
Sejujurnya, kampus-kampus kita belum merupakan komunitas ilmiah yang worthy by the name. Maka, tugas mendesak para rektor adalah mewujudkannya karena diniscayakan.
Dari
komunitas ini sudah lama ditunggu ide-ide pencerahan, solusi beberapa
masalah yang kian memprihatinkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, antara lain (i) akibat sampingan buruk dari spesialisasi walaupun diperlukan, akhirnya bisa mengganggu kemajuan dan membahayakan peradaban; (ii) akibat pembangunan nasional ala "the economics of development" membuatnya bukan pembangunan Indonesia, tetapi pembangunan di Indonesia dan terperangkap dalam "a great economic system which is heartless"; (iii) ada beberapa IP yang ternyala bisa dibahas sebagai "scientific discipline" dan "cultural discipline"
dan karena itu pantas dikuliahkan secara pararel sekaligus, demi
perluasan dan keseimhangan wawasan intelektual, seperti matematika,
fisika, biologi, sejarah, arkeologi, dan filosofi.
Sebenarnya masih ada aneka masalah lain, tetapi tak bisa diketengahkan karena ruangan yang terbatas dari tulisan ini.
Ketika menemui Albert Einstein, Paul Valery bertanya: "Master, what do you do to keep track of these ideas you keep generating?" Jawaban Einstein adalah, "But I've only two ideas in my whole life”,
yang ternyata ide tentang dari mana kita berangkat (titik awal) dan
hendak ke mana, kita menuju (titik final). Bukankah ini, senada dengan
ungkapan kearifan nenek moyang kita sangkan paraning dumadi. Maka, alangkah baiknya jika FRI mendatang dimanfaatkan untuk merenungi sangkan paraning dumadi di bidang pendidikan keilmuan kita.
Jika kebijakan FRI merupakan the geometry of motion,
antara titik awal dan titik final bisa ditarik satu garis lurus yang
terdiri atas titik-titik di mana setiap titik mewakili ide yang
konstruktif tentang misi sejati PT. Dengan demikian, FRI tidak
melontarkan ide rancu di bidang pendidikan yang sudah membingungkan.
DAOED JOESOEF
Alumnus Universitas Pluridisciplinaires Pantheon-Sorbonne
|
posted by Harmailis Chaniago @ 5:25 AM |
|
|
13 November 2013 |
Keikutsertaan yang Tulus pada Pesta Demokrasi di Kampus Tercinta |
Tidak bermaksud untuk mengadu nasib... tidak bermaksud untuk menguji keberuntungan, tidak bermaksud hanya untuk coba coba... Sekali lagi tidak...... Tapi... ini jelas karena panggilan hati, panggilan hati untuk ikut dalam melakukan pembenahan di kampus tercinta, panggilan hati untuk lebih memajukan dan mengembangkan kampus Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, yang sebenarnya sudah cukup maju dan bekembang sejak sepuluh tahun terakhir...
Saat ini kampus tempat saya bekerja ini, memiliki 1332 mahasiswa aktif, 141 orang dosen, 66 Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP), lebih dri 100 orang tenaga administrasi, juga didukung oleh tenaga honorer yang terdiri dari Cleaning Service, Tenaga Harian Lapangan, dan tenaga Pengamanan.
Sekarang Politeknik Pertanian sedang melakukan pesta demokrasi dalam pemilihan pimpinan puncak. Pemilihan Direktur untuk periode 2014-2017... Gaung dari pesta ini sudah terdengar sejak beberapa mingu ini.. Dari 14 orang staf pengajar di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh yang memenuhi kriteria untuk maju sebagai bakal calon direktur, ada 8 orang yang mengembalikan berkas ke panitia dan bersedia untuk dipilih... Kemaren, tgl 12 November 2013, ke delapan bakal calon Direktur itu telah disosialisasikan kepada khalayak ramai di kampus tercinta oleh panitia yang diketuai oleh Ir. Ramon Siregar, MP... Di setiap Unit, di setiap Sub Bagian, Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan di setiap Jurusan sudah disosialisasikan bakal calon yang delapan orang ini. Dan seperti saya sebutkan di awal tulisan ini, saya terpanggil untuk ikut serta dalam proses demokrasi ini.
Dan saya adalah salah satu dari delapan orang itu. Saya tidak menganggap yang lainnya sebagai rival atau saingan,.. mereka adalah senior senior saya yang teramat saya hargai, yang saya hormati, saya yakin mereka juga mempunyai pikiran yang sama dengan saya, terpanggil untuk memajukan kampus ini.. Oleh sebab itu bagi saya, siapapun pun nanti yang dipercaya dan diberi amanah oleh dosen (melalui Pemilihan Umum Raya = PEMIRA) dan dipilih anggota senat (sesuai dengan KEPMEN No 33), saya akan mendukung sepenuhnya. Kita dukung siapapun yang terpilih.
Karena saya juga menyatakan bersedia untuk maju, dengan Bismillah maka saya coba menuangkan dalam sebuah konsep, visi, misi dan program kerja yang coba saya postingkan dalam blog saya ini...
Visi, Misi dan
Program Kerja
Calon Direktur
Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
Periode 2014-2017
Oleh :
Ir. Harmailis, M.Si
Dosen Jurusan
Teknologi Pertanian
Dengan
mengucapkan Bismillahirahmanirohim, sadar akan tantangan yang akan dihadapi
untuk memajukan kampus tercinta Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh empat
tahun kedepan, dan dengan melihat kelemahan diri serta melihat kemampuan lebih
orang lain, saya coba membuat visi, misi dan program kerja sebagai Bakal Calon
Direktur Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh periode tahun 2014-2017.
Visi :
Menjadikan
Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Sebagai Perguruan Tinggi Vokasional Terkemuka di Bidang Pertanian.
Misi :
- Menyelenggarakan pendidikan tinggi vokasu yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
- Menjalankan proses pendidikan secara profesional dengfan mengedepankan etika, integritas, sistematis dan akuntabel.
- Menghasilkan lulusan yang profesional, berkulaitas dan berkompenten di bidang pertanian.
- Mengembangkan SDM dan Sarana Prasarana yang berkualitas sesuai dengan Standar Pendidikan Nasional.
- Pengelolaan Manajemen organisasi yang transparan dan akuntabel.
- Peningkatan IPTEKS melelaui penelitian yang aplikatif dan penerapannya di tengah mansayarakat.
- Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk memudahkan akses informasi terintergrasi baik internal maupun eksternal.
- Meningkatkan kualitas, kreatifitas dan peran aktif mahasiswa melalui organisasi kemahasiswaan.
- Menciptakan ilkim kondusif untuk akademik atmosfir kampus yang lebih baik.
- Memperluas akses kerjasama dengan terkait baik dalam maupun luar negeri.
Program Kerja :
Berdasarkan Visi dan Misi, maka prioritas program kerja dalam kurun waktu 2014 – 2017 adalah :
- Penyusunan rencana kerja dan
panduan operasional yang jelas untuk mengimplementasikan Rencana Strategis
(RENSTRA) Politeknik Pertanian Negeri
Payakumbuh.
- Menata dan mengembangkan
organisasi yang efektif dan efisien sehingga setiap organisasi memiliki
kejelasan tugas, wewenang, tanggung jawab, serta indikator kinerja yang
terukur
- Mempercepat proses kemandirian
Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh sesuai dengan tuntutan Undang Undang dan
Sisdiknas.
- Penataan dan peningkatan kompetensi
dan Kualitas SDM, Dosen, Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP), dan tenaga Administrasi.
- Mengoptimalkan
penggunaan Wabesite Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh dan
penggunaan Hotspot di lingkungan
kampus bagi Dosen, Mahasiswa, PLP dan
Karyawan secara merata.
- Penataan, pengelolaan dan pengembangan Sarana Prasarana
(aset).
- Membangun Laboratoriun Terpadu dan
Laboratorium Kompetensi dalam rangka menyelenggarakan Proses PBM yang terarah.
- Menjalin dan meningkatkan
kerjasama (MoU) dengan stakeholder
ataupun dengan lembaga terkait lainnya.
- Penataan dan pengelolaan Proses
Belajar Mengajar (PBM) yang terintegrasi
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan yang profesional.
- Meningkatkan kegiatan kemahasiswaan yang berbasis IPTEKS, kewirausahaan
minat bakat dan penalaran.
Demikian saya
sampaikan hasil pemikiran visi, misi dan
program kerja bakal calon Direktur Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
periode 2014-2017. Terima kasih.
Wassalam
Tanjung
Pati, 10 November 2013.
Bakol
Calon Direktur Politeknik Pertanian
Negeri Payakumbuh
Periode
2014 – 2017.
Ir.
Harmailis, M.Si
NIP.
196907161994031003
|
posted by Harmailis Chaniago @ 6:31 AM |
|
|
25 August 2013 |
Kampus Ku di Sore Hari |
|
posted by Harmailis Chaniago @ 7:51 PM |
|
|
24 January 2013 |
|
LAMBANG DAN ARTI KOPERASI INDONESIA (BARU)
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah meluncurkan lambang baru
Koperasi Indonesia dalam "International Year of Cooperatives"
Indonesia di Mataram, Nusa Tenggara Barat, 23-25 Mei 2012.
"Ini lambang baru Koperasi Indonesia,"
kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Syarief Hasan.
Dia menunjuk lambang baru Koperasi Indonesia
yang terpampang di dinding podium utama pelaksanaan IYC Indonesia 2012 ketika
membuka Festival Koperasi Internasional pertama di Indonesia itu, Rabu.
Perubahan lambang/logo Koperasi Indonesia itu
didasarkan pada Surat Keputusan Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Nomor
SKEP/14/Dekopin-A/III/2012 tanggal 30 Maret 2012 tentang Perubahan Lambang/logo
Koperasi Indonesia.
Menteri
Koperasi dan UKM kemudian menerbitkan Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor
02/Per/M.KUKM/IV/2012 tanggal 17 April 2012 tentang Penggunaan Lambang Koperasi
Indonesia.
Syarief mengatakan, lambang Koperasi Indonesia yang baru itu berbentuk gambar
bunga yang memberi kesan perkembangan dan kemajuan koperasi di Indonesia.
Gambar bunga itu mengandung makna Koperasi Indonesia selalu berkembang,
cemerlang, berwawasan, variatif, inovatif sekaligus produktif dalam
kegiatannya, serta berwawasan dan berorientasi pada keunggulan dan teknologi.
Lambang Koperasi Indonesia yang baru itu didominasi oleh warna hijau pastel
yang berwibawa dan menimbulkan kesan kalem.
Bentuknya juga lain sama sekali dari yang sebelumnya yang berbentuk pohon
beringin yang dikelilingi kapas dan padi, timbangan, bintang dalam perisai,
gerigi roda, dan berwarna merah dan putih.
Berikut penjelasan tentang Lambang Baru Koperasi Indonesia
BENTUK :
Logo Sekuntum Bunga Teratai bertuliskan KOPERASI INDONESIA
Logo Atau
Lambang Koperasi Baru
Arti Gambar
dan Penjelasan Lambang Koperasi Baru:
1. Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk gambar
bunga yang memberi kesan akan
perkembangan dan kemajuan terhadap perkoperasian di
Indonesia, mengandung makna
bahwa Koperasi Indonesia harus selalu
berkembang, cemerlang, berwawasan, variatif,
inovatif sekaligus produktif dalam
kegiatannya serta berwawasan dan berorientasi pada
keunggulan dan teknologi;
2. Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk gambar 4
(empat) sudut pandang
melambangkan arah mata angin yang mempunyai maksud
Koperasi Indonesia:
o Sebagai gerakan koperasi di
Indonesia untuk menyalurkan aspirasi;
o
Sebagai
dasar perekonomian masional yang bersifat kerakyatan;
o
Sebagai
penjunjung tinggi prinsip nilai kebersamaan, kemandirian, keadilan dan
demokrasi;
o
Selalu
menuju pada keunggulan dalam persaingan global.
3. Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk Teks
Koperasi Indonesia memberi kesan dinamis modern, menyiratkan kemajuan untuk
terus berkembang serta mengikuti kemajuan jaman yang bercermin pada
perekonomian yang bersemangat tinggi, teks Koperasi Indonesia yang
berkesinambungan sejajar rapi mengandung makna adanya ikatan yang kuat, baik
didalam lingkungan internal Koperasi Indonesia maupun antara Koperasi Indonesia
dan para anggotanya;
4. Lambang Koperasi Indonesia yang berwarna Pastel memberi
kesan kalem sekaligus berwibawa, selain Koperasi Indonesia bergerak pada sektor
perekonomian, warna pastel melambangkan adanya suatu keinginan, ketabahan,
kemauan dan kemajuan serta mempunyai kepribadian yang kuat akan suatu hal
terhadap peningkatan rasa bangga dan percaya diri yang tinggi terhadap pelaku
ekonomi lainnya;
5. Lambang Koperasi Indonesia dapat digunakan pada
papan nama kantor, pataka, umbul-umbul, atribut yang terdiri dari pin, tanda
pengenal pegawai dan emblem untuk seluruh kegiatan ketatalaksanaan
administratif oleh Gerakan Koperasi di Seluruh Indonesia;
6. Lambang Koperasi Indonesia menggambarkan falsafah
hidup berkoperasi yang memuat :
o
Tulisan : Koperasi
Indonesia yang merupakan identitas lambang;
o
Gambar : 4
(empat) kuncup bunga yang saling bertaut dihubungkan bentuk sebuah lingkaran
yang menghubungkan satu kuncup dengan kuncup lainnya, menggambarkan seluruh
pemangku kepentingan saling bekerja sama secara terpadu dan berkoordinasi
secara harmonis dalam membangun Koperasi Indonesia;
o
Tata Warna :
1. Warna hijau muda dengan kode warna
C:10,M:3,Y:22,K:9;
2. Warna hijau tua dengan kode warna
C:20,M:0,Y:30,K:25;
3. Warna merah tua dengan kode warna
C:5,M:56,Y:76,K:21;
4. Perbandingan skala 1 : 20.
sumber : Kementerian UKM
|
posted by Harmailis Chaniago @ 7:04 AM |
|
|
19 November 2012 |
JILBABKU DALAM ALUNAN TASBIHKU (Tulisan Seorang Sahabat) |
Bismillairahmanirahim.....
Aku adalah
seorang muslimah biasa yang masih jauh dari sempurna dan selalu ingin belajar
sabar. Muslimah...kata itu begitu kuat dan begitu sempurna sedangkan aku
mengaku sebagai muslimah tapi masih merasa jauh dari kesempurnaan seorang
muslimah. Aku yang juga masih terus mencari arti dari kesempurnaan seorang
muslimah.
Semasa SMA aku
telah memakai kerudung walaupun pada masa itu temen-temen minoritas memakai
kerudung ke sekolah
sehingga aku sering membuka jilbab ku kalau pergi-pergi keluar rumah. Pernah
terlintas dalam hati keinginan untuk memakai jilbab seterusnya. Tetapi entah
kenapa keinginanku itu pupus dengan kekhawatiran yang sangat luar biasa. Ada
saja yang berbisik di hati
karena melihat temen-temenku yang minoritas memakai jilbab. Itulah bisikan yang
selalu melanda hatiku. Bisikan itu begitu kuat dan mendominasi sehingga
keinginan itu pun lenyap tersimpan dalam hati.
Suatu saat ada
perasaan tidak nyaman dengan keadaan buka dan tutup jilbab, ada perasaan tidak
beres yang merasuk kalbuku seakan-akan aku seperti bunglon karena penampilanku
yang selalu berubah-ubah (buka dan tutup jilbab).
Aku pun makin
jengah dengan keadaan diriku dan aku mulai mencari-cari seperti apa pribadi
yang muslimah itu. Aku mulai berfikir mengapa muslimah identik dengan kerudung
atau kata anak-anak gaul sekarang jilbab atau hijab. Aku pun selalu bertanya
kepada orang yang mengerti tentang arti kerudung dalam islam serta membaca
buku-buku yang berkaitan dengan kerudung yang selalu dipakai oleh masyarakat
arab itu, karena aku tidak ingin memakai kerudung hanya untuk menutupi kepala
atau lebih sering dibilang ikut-ikutan memakai kerudung saja.
Semakin aku
belajar, semakin aku mengerti dan menyesali semuanya. Betapa indahnya seorang
wanita muslimah dalam balutan busana muslim atau gamis serta kerudung yang
menutupi lekukan tubuhnya.
Jilbab adalah
sebuah anugrah, dalam proses pencarian itu aku mulai bertanya-tanya begitu
cintanya Allah kepada umatnya. Sebagai langkah awal, aku mulai memakai jilbab
setelah semester VI sewaktu aku menuntut ilmu di Fakultas Hukum Universitas
Andalas. Disana aku mulai belajar banyak tentang arti jilbab walaupun belum
terlalu menutupi. Aku ingin memakai jilbab dan berbusana muslimah untuk
selamanya sebagai wujud cintaku kepada Allah dalam mengharap ridhonya.
Sekarang,
semuanya telah berubah dengan begitu indah, satu demi satu aku telah membuang
celana jeansku, kaos pendekku, rok jeans selutut kesayanganku yang aku pakai
saat pesta ulang tahun sepupuku Christina Olivia Herlangga. Semua itu aku
lakukan dengan ringan dan senyum kemenangan bahkan bernafas lega. Kupenuhi hati
ini dengan istiqfar pada setiap bisikan keraguan yang muncul sehingga aku
merasakan cinta yang begitu dalam kepada-Nya.
Aku bukanlah seorang
ahli agama dan bukan juga orang yang mulia, jilbab yang kupakai sekarang tidak
hanya sebagai identitas, dengan jilbabku aku bertasbih dalam hati atas rasa
cinta ku kepada-Mu Allah.
Busana dan
jilbab yang kupakai sekarang tidak luput dari pujian dan ujian. Pujian-pujian
setelah jilbabku berubah, aku anggap sebagai ujian berat buat diriku. Aku tidak
mau terlena dan setiap pujian aku akan sertai dengan doa agar jilbabku ini bisa
menjadi cerminan hati yaitu hati yang selalu bertasbih kepada Allah.
Ya Illahi Robbi....
Aku tersadar
akan nikmat yang engkau berikan kepadaku. Jilbab ini adalah sebuah anugrah
terbesar. Dengan jilbab ku ini aku bertasbih mohon bimbingan-Mu. Cantik hati
dan istiqomah menjadi pengharapan dan impian besar bagiku yang akan selalu aku kejar
sebelum hari menutup mata tiba...
Aamiin Ya Allah,,,
Terimakasih untuk
semua orang-orang terdekatku yang telah memberikan cinta yang tulus, sayang dan
perhatian kepadaku....
Vy
Akhyar...gamsahamnida....^_~
=SEMOGA AKU BISA
MENJADI MUSLIMAH SEJATI UNTUK SELAMANYA=
|
posted by Harmailis Chaniago @ 5:04 PM |
|
|
15 December 2010 |
Anggaran Pendidikan Tahun 2011 |
UU nomor 10 tahun 2010 sudah terbit, silakan baca alokasi anggaran pendidkan untuk Kementerian Pendidikan Nasional adalah sebesar Rp. 55.582.101.011.000,00, nilai ini sangat tidak memadai untuk mencukupi kebutuhan alokasi dana pendidikan pada kondisi saat ini namun tetap masih ada peluang untuk usulkan perobahan (penambahan)dana, pasal 37 UU ini memberi peluang untuk usulkan APBN-P. Seperti tahun lalu anggaran pendidikan yang dialokasikan ke Kemdiknas berdasarkan UU no 47 tahun 2009 adalah 54.704.324.253.000,00 kemudian mengalami perubahan via UU no 2 tahun 2010 menjadi 62.955.224.253.00
Dengan angka yang sudah direvisi menjadi hampir 63 T pun ternyata tetap tidak cukup mendanai sebagian Hibah terutama hibah yang nilainya besar. Apalagi di tahun 2011 semakin banyak dosen yang berhasil memperoleh serdos tentu dana untuk tunjangan profesi dosen dan kehormatan GB akan meningkat tajam begitu juga target beasiswa baik BPPS maupun S2/S3 LN kuotanya juga meningkat sejalan dengan batas minimal kualifikasi harus S2 sudah semakin dekat ( akhir 2014). Jadi kesemua ini merupakan tantangan bagi Kemdiknas untuk perjuangkan penambahan dana via APBN-P dan sebijak mungkin mengalokasikan dana yang tersedia, Mari hindari perbuatan KORUPSI, KASIHANI MASIH BANYAK DOSEN KITA YANG BELUM BERKESEMPATAN MERAIH PENDIDIKAN S2 DAN MASIH BANYAK ANAK/ADIK GENERASI PENERUS KITA YANG BELUM BERKESEMPATAN MENIKMATI PENDIDIKAN BAIK PENDIDIKAN DASAR, MENENGAH MAUPUN PENDIDIKAN TINGGI. Silakan bagi yang mau baca UU no 10 tahun 2010 KLIK DISINI
|
posted by Harmailis Chaniago @ 5:32 PM |
|
|
|
|