HARMAILIS CHANIAGO: Pendapat Alumni Politani Unand

selamat malam pak saya Agus Ginting, bagai mana kabar bapak, saya harap bapak sehat_sehat saja dan senantiasa bersemangat dalam mengajar menditribusikan (kayak sembako aja ya pak pake distribusi segala) ilmu kepada para mahasiswa, saya angkatan 2002 pak mungkin bapak sudah lupa karna saya dulu hanya satu semester diajari oleh bapak karna saya mahasiswa MPP, bagaimana perkembangan kampus kita sekarang pak? saya harap semakin hari semakin maju, oya pak saya menemukan blog bapak ini ketika saya sedang browsing dan tak sengaja menemukannya ketika saya browsing tentang politani sabagai obat penawar rasa kangen, saya juga mendengar di kampus kita sudah ada fasilitas internetnya saya senang sekali ketika mendengarnya karena tidak dapat dipungkiri pada saat sekarang ini internet merupakan gudang ilmu pengetahuan yang selalu up date daripada perpustakaan pada umumnya tapi saya juga agak kecewa mendengar kabar burung yang menyatakan bahwa diantara staf pengajar ada permasalahn mengenai keharmonisan antara sataf pengajar dan lain sebagainya, semoga saja kabar burung yang saya dengar tidak benar adanya,mungkin untuk sementara sekian dulu "uneg-uneg" saya lain kali saya akan berkunjung ke blog bapak lagi. maaf kalau ada kata-kata saya yang kurang berkenan pak dan salam manis saya buat semua dosen dan teknisi teknologi pertania dan juga dosen politani secara umum.TUHAN MEMBERKATI KITA.

Kemudian ini tanggapan dari salah seorang alumni TSAl Dedi Dermawan :

assalamu'alaikum wr,wb.

apa kabar bapak ganteng.... gelar itu sebenarnya dah melekat sejak saya pertama masuk di kampus tercinta dan memang gelar itu hanya dalam komunitas kami (TAP 2002) dan tidak terlalu diexpose keluar. menyambung apa yang disampaikan oleh rekan saya memang itu dah lama nampak di kampus politani tercinta ketidakharmonisan hubungan dikalangan staf pengajar. kalau dari pandangan saya itu hal yang wajar saja dalam dunia kerja dan dapat dianggap sebagai pemacu dalam perkembangan politani kedepan selama sikap legawa dan menerima kekalahan itu ada. namun semuanya saya anggap sebagai pembelajaran dalam mengelola sebuah konflik yang ada di tubuh politani sendiri khususnya di kalangan staf pengajar. nah kalau mahasiswa dapat melihat itu sebagai sebuah pembelajaran hal tersebut sangat menarik sekali karena tanpa disadari mahasiswa dapat memanage masalah yang ada tanpa diketahui oleh pihak luar. namun dari beberapa hal yang sangat menjadi sorotan bagi saya (diluar organisasi kampus) adalah sikap mahasiswa politani yang lebih cenderung individualis ketimbang kekeluargaan atau hanya sebatas rasa kedaerahan yang tinggi sehingga yang dimunculkan oleh mahasiswa itu sendiri adalah ego kedaerahan masing-masing. tapi harus bagaimana lagi untuk merubah itu semua memerlukan kerja keras dan komitmen dari semua elemen. disamping itu juga adanya perubahan orientasi mahasiswa baru yang akan mendalami ilmu di bangku perkuliahan memang semuanya tidak bisa lepas dari cinta yang ada dilingkup politani itu sendiri. namun hal tersebut membawa pencitraan yang buruk bagi kampus sendiri dan semoga dalam setiap akhir tahun akademik tidak ada lagi kasus yang serupa. sekarang politani memang sudah tambah maju ya pak>>> namun sayang banyak mahasiswa yang kurang bisa memanfaatkan kemajuan yang ada dipoli...jangan sampai lulusan dipolitani jadi GAPTEK dengan teknologi kekinian...dulu saya mau main internet kudu ke pasar dan mau cari bahan pembanding di internet bisa sampe malem sekarang dah ada fasilitas nampaknya mahasiswa masih kurang untuk hal tersebut. itu dulu mungkin pak sedikit masalah yang ada di poli versi saya (dedi dermawan) bukan bermaksud menjelekan tempat saya kuliah tapi ini hanya sekedar masukan sebagai bahan refleksi kedepan. semoga kita dapat ketemu dilaen waktu pak....

Bagaimana tanggapan kita staf pengajar?...